Jumat, 11 April 2008

siapa peduli?

hari-hari dilalui dengan cekalan dan cacian rakyat yang teraniaya oleh mimpi-mimpi sang penguasa, yang tentu saja terbiasa bermimpi indah tanpa harus bangun dari tidurnya,

tiap hari hanya teriakan-teriakan kosong dari pendemo amatiran di depan gedung-gedung bertingkat, tempat tinggal manusia-manusia berlidah cekatan namun berhati setan

pembunuh berdarah panas bertaburan di sana, sambil menghisap rokok dan tanda tangan,
itulah senjata mereka,

kenapa harus indonesia?
kenapa harus indonesia?
hari ini seorang ibu menangis... sangat haru, tetesan air matanya menjadi bekal siksa untuk sang penguasa tamak berperut kendi.

tayangan televisi tak mendidik
antrian BBM makin heboh
otak-otak kriminal semakin laris di ibukota
fisik-fisik kerempeng sudah biasa dijumpai di perempatan lampu merah
semakin banyak pria menenteng gitar dan ibu-ibu tua membawa mangkuk meminta recehan dari saku-saku kita
semakin sedikit tangan-tangan peduli akan global warming
semakin banyak orang peduli tentang privasi selebritis
pejabat-pejabat semakin mirip ikan buntal dan rakyat semakin mirip ikan teri ceking
orang-orang makin sering mencela koruptor
pejabat makin sering di sorot kamera acara gosip kesukaan ibu-ibu
dan pujangga kurang kerjaan makin sering menulis puisi bodoh tentang politik

apa ada yang peduli?

aku?
kamu?
mereka?

ternyata kita berbeda

Tidak ada komentar: